Friday, February 8, 2013

Ke-JAWA-an

beberapa hari yang lalu , sewaktu mau tidur , teman sekamarku di mess curhat , dia harus dengan berbesar hati menerima kenyataan kalau hubungan nya dengan sang kekasih harus di akhiri karena bagaimanapun nantinya dia tidak akan mendapat restu sang ibunda , disebabkan oleh temenku anak nomor 1 dan sang kekasih anak ke 3 ( ji-lu orang jawa bilang ) , padahal itu sebenarnya cuma ilmu titen , ilmu menhubung-hubungkan tanpa ada uji ilmiah , tapi ya namanya orang jawa , yang sangat kuat memegang tradisi dan apalagi mitos yang sudah lahir bahkan jauh sebelum sang ibunda lahir .
sebagai seorang anaka , mungkin dia menyesalkan itu semua , tetapi restu ALLAh adalah restu orang tua , dan sebagai anak perempuan jawa yang selalu manut , dia menerimanya dengan menangis , sabar ya kawan .
aku jadi berfikir , kebudayaanku memang serba sempurna , dari bangun tidur sampai mau tidur lagi semua ada aturannnya , ada larangnnya , ada mitosnya
aku orang jawa , tapi ak pula tidak begitu mengerti tentang kejawaan yang sesungguhnya , tentang weton , tentang pasaran , tentang kapan kita melaksanakan tradisi bancaan , kapan itu disebut hari baik , dan masih banyak lagi
aku mulai banyak belajar tentang jawa justru malah ketika aku mulai hidup di sragen , penganut kepercayaan jawanya masih banyak
orang awam , seperti aku pun sudah bisa menghitung pasaran .
lucu sih , ak semula ga tau detailnya , sekarang aku malah tertarik untuk mengerti
aku ingat sewaktu kecil , nenekku beberapa waktu sekali menyiapkan sajen untuk arwah suami dan nenek moyangnya , aku tanya ibukku , kenapa ga setiap hari ?? ibuku hanya menjawab ada itungannya
tapi sampai sekarang ibukku tidak pernah melalukan apa yang dilakukan nenenkku , karena mungkin ibuku tidah bisa menghitung pikirku , dan mungkin ibukku adalah seorang muslim yang taat , yang mungkin sudah tidak meyakini hal-hal tersebut .